Tempat Bersejarah: Lawang Sewu yang Sering Dibilang Angker

 


        Lawang Sewu adalah salah satu landmark penting di kota Semarang yang sangat terkenal dan populer di Indonesia. Terletak di jantung kota, bangunan ini memiliki sejarah dan keunikan yang sangat menarik untuk dipelajari dan dipahami. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang Lawang Sewu dan mengungkap fakta-fakta menarik tentang bangunan ikonik ini.


Sejarah Lawang Sewu


        Lawang Sewu dibangun pada tahun 1904 oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai pusat administrasi kereta api di Jawa Tengah. Awalnya, bangunan ini digunakan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api milik Belanda, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Selama masa penjajahan Belanda, Lawang Sewu menjadi pusat administrasi dan transportasi penting di wilayah tersebut.


        Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Lawang Sewu menjadi kantor pusat perusahaan kereta api Indonesia, Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Namun, selama periode ini, bangunan tersebut mulai mengalami penurunan kualitas karena kurangnya perawatan dan perbaikan yang memadai. Pada akhirnya, PNKA pindah ke lokasi yang lebih modern dan Lawang Sewu ditinggalkan kosong selama beberapa tahun.


        Pada tahun 1992, pemerintah kota Semarang memutuskan untuk mengambil alih Lawang Sewu dan memulai program restorasi besar-besaran. Selama beberapa tahun berikutnya, bangunan tersebut diperbaiki dan direnovasi, dan pada tahun 2009, Lawang Sewu dibuka kembali untuk umum sebagai museum dan atraksi wisata.


Fakta Menarik tentang Lawang Sewu


  • Nama "Lawang Sewu" berasal dari bahasa Jawa dan berarti "seribu pintu". Nama ini mengacu pada jumlah pintu dan jendela yang sangat banyak di bangunan tersebut.
  • Lawang Sewu memiliki sekitar 600 ruangan di dalamnya, dengan banyak ruangan yang belum pernah dijelajahi atau diakses oleh pengunjung.
  • Salah satu fitur unik Lawang Sewu adalah ruang bawah tanahnya, yang digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata dan munisi selama masa penjajahan Belanda.
  • Selama masa penjajahan Belanda, Lawang Sewu dikenal sebagai "tempat hantu" karena sering digunakan sebagai tempat penyiksaan dan pengadilan.
  • Lawang Sewu juga memiliki cerita mistis yang terkait dengan keberadaan makhluk halus di dalam bangunan tersebut. 
  • Beberapa orang mengklaim pernah melihat penampakan hantu di dalam Lawang Sewu.
  • Lawang Sewu juga menjadi lokasi syuting film dan serial televisi populer, seperti "The Raid 2" dan "Pengabdi Setan".
  • Bangunan Lawang Sewu telah menjadi salah satu landmark penting di kota Semarang dan menjadi daya tarik wisata yang populer bagi wisatawan lokal maupun asing.

Kesimpulan


        Lawang Sewu adalah salah satu landmark penting di kota Semarang yang memiliki sejarah dan ke unikan yang sangat menarik untuk dipelajari. Dari sejarahnya sebagai pusat administrasi dan transportasi penting selama masa penjajahan Belanda hingga cerita mistis dan keberadaan makhluk halus di dalam bangunan tersebut, Lawang Sewu memiliki banyak fakta menarik yang membuatnya menjadi daya tarik wisata yang populer di Indonesia. Meskipun bangunan ini telah mengalami penurunan kualitas, restorasi besar-besaran yang dilakukan pada tahun 1992 telah berhasil memperbaiki Lawang Sewu dan membawanya kembali menjadi salah satu landmark penting di kota Semarang.


Komentar